Munajat Rasul
Munajat Rasul
“Umamati, ummati,
ummati.”
Kata-kata itu terucap
dari dalamnya hati, dan luasnya sanubari,
Ya Allah, pantaskah aku
menerima syafa’at dari kekasih-Mu kelak?
Sedang aku hanyalah
seorang pengkhianat…
Yang tak selalu setia
bermunajat…
Sungguh tak seperti
doamu yang mustajab.
Ya Rasul, mengapa
engkau sempat memikirkan kami?
Padahal saat itu kau
sedang bersapa dengan malaikat maut, yang datang padamu tuk menjemput.
Kau selalu ingat
umatmu, yang tak jarang khilaf melupakanmu…
Linangan air matamu
yang membasahi pipi dihadapan Arsy telah menjadi saksi.
Saksi bahwa betapa
umatmu adalah orang-orang yang amat kau kasihi.
Kau dicaci, kau
dibenci, kau dimaki…
Tapi kau hanya berkata…
“Allaahummahdii qaumil,
fainnahum laa ya’lamun”
Betapa setiamu selalu
berada dijalan-Nya…
Kaulah cahaya
penyelamat kami ya Rasul…
Hanya kau yang pantas
ku damba, ku puja, ku idola.
Jelas engkaulah manusia
yang paling mulia…
Karena sungguh cintamu
tak pernah purna.
Inilah bait sederhana
dari umatmu…
Umatmu yang selalu
merindukanmu.
Is known, It is I~
Komentar
Posting Komentar