Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerita Bantet (CeBan)

Gadis yang Berbenah (Part 3)

Gambar
Oh iya, ada cerita yang terlewat. Gadis itupun mulai menyukai puisi-puisi yang dibuat oleh lelaki itu lewat postingan dunia maya, bahkan ia menyalin ulang puisi itu dibuku catatan yang selalu ia bawa kemana-mana. Namun pada akhirnya puisi lelaki yang ia catat dibukunya itu malah ia robek-robek dan ia hanyutkan disebuah sungai. Aku tak tahu mengapa ia melakukan itu. Tapi sepertinya gadis itu mulai menyadari bahwa perasaannya kepada lelaki itu adalah salah, ya, walau sebenarnya itu adalah fitrah. Karena sebenarnya gadis itu pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mencintai siapa-siapa, walau pada akhirnya ia mengingkari janjinya sendiri. Gadis itu sebenarnya hanya ingin cinta yang halal. Karena pada akhirnya menyukai seseorang yang bukan siapa-siapa hanya membuat hati tersesat.  Beberapa kali lelaki lain datang dikehidupan gadis itu, entah hanya yang sekedar ‘modus’ sampai ada yang mau ‘serius’ membangun masa depan bersamanya. Namun entah mengapa hati sang gadis t

Gadis yang Berbenah (Part 2)

Gambar
Musim demi musim berganti. Tak banyak percakapan yang terjadi antara mereka. Hanya pertanyaan-pertanyaan singkat yang pernah gadis dan lelaki itu saling tanyakan. Seperti pertanyaan yang tak penuh arti… “Are you ready?” saat sang gadis ditemuinya sedang asik belajar di ruang baca untuk mempersiapkan testnya. Dan ajakan, “Hey, ayo menghadap kepadaNya. Ini sudah waktunya ashar.”   Walau pada akhirnya gadis itu kecewa karena lelaki itu seolah mengabaikan panggilan cintaNya dengan penundaan tak berarti. Lelaki itu malah dengan enteng menjawab “Iya nanti saja” dengan senyuman yang sungguh membuat gadis itu menyesal. “Ah bagaimana aku bisa mencintai orang yang tidak mencintai Allah?” gumam hatinya. Namun gadis itu yakin, sebenarnya lelaki itu hanya perlu lebih mengenalNya lagi, bukan berarti ia tak mencintaiNya, hanya saja belum sepenuhnya cinta. Ya mungkin saja. Lalu diam-diam pula gadis itu mulai memperhatikan lelaki itu. Di dalam lingkaran pertemananya, banyak yang b

Gadis yang Berbenah (Ceban 11) Part 1

Gambar
Kali ini aku hanya ingin berbagi kisah padamu, tentang seorang gadis yang sedang merasakan jutaan rasa aneh yang bersarang di benaknya. Sebenarnya aku pun bingung harus memulai kisahnya darimana. Karena sebenarnya kisah tentang gadis itu sampai saat ini belum menemukan kata ‘akhir’. Yang ku tahu, gadis itu memang koplak, ceroboh, dan kadang penuh semangat namun tak jarang ia pernah kecewa dan terluka. Sebenarnya ia tidak lebih dari seorang gadis biasa yang punya banyak keinginan. Hingga suatu saat ia menyadari jutaan rasa menyerang benaknya. Dan parahnya, ia jadi lebih percaya intuisinya daripada realita yang ada. Ah parah! Sungguh aku gemas jika setiap kali mendengar kisah tentangnya. Pernah ia nangis tersedu, pernah juga ia tersenyum tak jelas saat mencoba mengingat sesuatu. “Aku ingin melupakannya. Tapi bagaimana caranya?” Tanya gadis itu kepadaku . Tentu saja, gadis itu bukan sedang berusaha melupakan masalahnya atau melupakan rumus logaritma apalagi aljabar

Tidak Tinggal (Ceban 10)

Gambar
"Lari! Cepat lari sekarang!" Hentak mu kepadaku yang sedang menatapmu keheranan. "Lari kemana?" Tanyaku singkat. "Tentu saja lari dari pikiranku, kau mengganggu ku, kau mengacaukan pikiranku." Teriakmu dengan mata yang berlinang. Lalu akhirnya aku berlari, berlari tanpa arah yang tak tahu harus ku tuju. Kau yang mengusirku agar aku tak tinggal di dalam pikiranmu. "Kau mengacaukan pikiranku", begitu katamu. Siapa pula yang mengizinkan aku tinggal dalam pikiranmu? Bukankah kamu sendiri yang menginginkannya? Sebab aku pun tak pernah mengetuk pintu di pelataranmu. Dan kini kau tetap menyalahkan kehadiranku. Kau sebut aku yang mengganggu harimu? Tentu saja, hatimu tak akan pernah ku sebut rumah karena aku tidak pernah meminta tinggal di dalamnya. Tentu saja, hatimu hanyalah tempat singgah yang tak perlu ada aku di dalamnya. Jangan kau salahkan hadirku, salahkan saja dirimu yang membiarkan aku tinggal di pikiranmu. Dan aku, tak akan perna

Prediksi Dua Tahun Silam

Gambar
Dua tahun silam. Disaat kita sama-sama duduk melingkar. Aku masih   ingat persis apa yang kita perbincangkan kala itu. Kita bertiga berbincang sembari bersenda gurau. Tak habis-habisnya kita berbincang tetang rencana masa depan. Ya… kita sama-sama menjadi gadis belia kala itu. Usiaku masih 18 tahun. Dan akulah yang paling muda diantara kalian berdua. Kita berbincang tentang rencana masa depan, tepatnya rencana pernikahan. Dari perbincangan kita bertiga, akulah yang kalian simpulkan paling siap untuk menikah. Kalian juga yang memprediksi bahwa aku yang akan lebih cepat menikah dibanding kalian berdua walau saat ku berkaca, usiaku mengingkari segala prediksi itu. Lalu rona merah jambu tercipta di kedua pipiku karena ulah kalian. Rotasi seolah berlari dan membawa kabur ‘misteri’. Hari demi hari ku jalani, hingga dua tahun sudah prediksi itu akhirnya terungkap juga. Prediksi kalian benar-benar meleset karena ternyata kalian yang mendahuluiku untuk meninggalkan status single. Satu