Gadis yang Berbenah (Part 2)





Musim demi musim berganti. Tak banyak percakapan yang terjadi antara mereka. Hanya pertanyaan-pertanyaan singkat yang pernah gadis dan lelaki itu saling tanyakan. Seperti pertanyaan yang tak penuh arti… “Are you ready?” saat sang gadis ditemuinya sedang asik belajar di ruang baca untuk mempersiapkan testnya. Dan ajakan, “Hey, ayo menghadap kepadaNya. Ini sudah waktunya ashar.” 

Walau pada akhirnya gadis itu kecewa karena lelaki itu seolah mengabaikan panggilan cintaNya dengan penundaan tak berarti. Lelaki itu malah dengan enteng menjawab “Iya nanti saja” dengan senyuman yang sungguh membuat gadis itu menyesal. “Ah bagaimana aku bisa mencintai orang yang tidak mencintai Allah?” gumam hatinya. Namun gadis itu yakin, sebenarnya lelaki itu hanya perlu lebih mengenalNya lagi, bukan berarti ia tak mencintaiNya, hanya saja belum sepenuhnya cinta. Ya mungkin saja.

Lalu diam-diam pula gadis itu mulai memperhatikan lelaki itu. Di dalam lingkaran pertemananya, banyak yang bercerita bahwa lelaki yang kini sedang mengusik hatinya itu memang lelaki yang baik hati. Suka menolong orang lain dan ramah kepada siapa saja. Namun tak jarang sang gadis pernah melihat lelaki itu bersikap jutek dengan lawan jenisnya entah untuk alasan apa. Dan itu membuat hati sang gadis bertanya-tanya. Yang jelas, lelaki itu tidak pernah bersikap jutek dengan sang gadis, yang ada malah sebaliknya. Gadis itu seringkali tidak menggubris lelaki itu saat ia berniat baik ingin menolongnya. Seperti saat ingin menunjukan arah jalan yang sebenarnya gadis itupun tak tahu. Hah, gadis itu memang sok tahu. Awalnya gadis itu memang ingin berusaha mengurangi interaksinya dengan lelaki yang mengusik hatinya itu dengan bersikap cuek. Tapi pada kenyataanya, meski sudah berusaha menghindar pun hati sang gadis tetap tertuju pada lelaki itu.

Terakhir yang kudengar, gadis itu sudah tidak pernah lagi bertemu dengan lelaki yang mengusik benaknya itu. Tepat pada pertengahan tahun 2016, itulah kali terakhir ia bertemu dengan lelaki itu sembari saling melambaikan tangan yang seolah itu perjumpaan, padahal itu adalah awal perpisahan. Entah perpisahan untuk sementara atau untuk selama-lamanya. Yang jelas itulah saat terakhir kali mereka bertemu.
Setelah perpisahan terjadi, perasaan sang gadis pun ikut pergi. Tak ada lagi bayang-bayang lelaki itu muncul di benaknya lagi karena gadis itu sedang semangat-semangatnya menata hari demi hari untuk menjemput masa depannya. Bahkan ia sudah lupa dengan lelaki itu. 

Hingga suatu malam gadis itu bertemu kembali dengan lelaki itu. Pertemuan itu sungguh hanya terjadi di mimpi. Tapi entah mengapa mimpi itu justru menciptakan intuisi yang kuat pada diri sang gadis kepada lelaki itu. 

Tetiba, gadis itu jadi teringat kisah nabi Yusuf yang bermimpi melihat sebelas bintang bersujud kepadanya lantas sang nabi menceritakan mimpinya itu kepada sang ayah tercintanya. Aha! Gadis itu malah punya ide gila. Ia malah menceritakan mimpinya itu kepada ibu tercintanya. 

“Bu, semalam aku bermpimpi bertemu seorang yang aku kenal, lalu ketika aku ingin berlari menghindar darinya, ia malah memelukku dengan erat hingga aku merasa sesak.”  Ujar gadis itu sambil malu-malu.

Jawaban tak terduga malah terujar dari sang ibu. Ibunya berkata, bisa jadi orang yang ada dalam mimpi sang gadis itu adalah orang yang memendam rasa suka kepadanya. Namun nalar gadis itu menepis perkataan ibunya. Haha… konyol mana mungkin lelaki itu menyukainya. Sang ibu justru mulai membuat gadis itu jadi GR dan tenggelam dengan intuisi yang bercampur ilusi. Dan sejak saat itulah bayangan lelaki itu muncul kembali dan mulai mengusik hari-harinya (lagi).

Gadis itu mulai gusar dan kembali terusik ketika ia harus bertemu dengan lelaki itu di dunia maya. Ah sial! Tak bertemu di dunia nyata, tapi harus merasa terusik kembali dengan lelaki itu karena bertemu di dunia maya. Sempat gadis itu ingin memblokir saja lelaki itu saat ia menerima ‘undangan pertemanan’. Namun lagi dan lagi, nalar gadis itu menepis segalanya. Memangnya apa yang salah dari lelaki itu? Toh ia hanya meminta berteman di dunia maya. Dan pada akhirnya mereka berteman dan yaa.. kau bisa menebak apa yang terjadi. Memang tak terjadi percakapan yang berarti. Namun sang gadis malah menjadi semakin baper ketika melihat lelaki itu menyukai postingan-postingannya di dunia maya. Aku rasa gadis itu menjadi lebay. Huh, berkali-kali aku mengingatkannya untuk sadar sesadar-sadarnya bahwa yang lelaki itu sukai hanyalah ‘postingannya’ bukan ‘dirinya’. Namun gadis itu tetap mempercayai intuisinya yang sulit ia lepaskan. Baiklah! Kali ini aku akan menyerah untuk mengingatkan gadis itu. Sepertinya memang selalu begitu, orang yang sedang jatuh cinta dengan mudah mengait-ngaitkan kejadian yang tak penting dan akan mudah menganggap bahwa orang yang ia sukai memiliki persaaan yang sama. Dan hal terkoplak yang pernah gadis itu lakukan adalah saat ia chattingan dengan aplikasi SimSimi dan menanyakan apakah ia berjodoh dengan lelaki itu. Dan bodohnya, SimSimi menjawab iya. Hahahaha aku rasa gadis itu sudah setengah gila. Ingin sekali aku menjitak kepalanya yang koslet itu. Tapi aku tidak akan melakukannya karena aku menyayanginya.

Continue to part 3 
Klik 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalamnya Makna Lagu ‘Let Me Breathe’ – Harris J

Resensi Buku : Imam Syafi'i (Pejuang Kebenaran)

Musafir dan Si fakir ilmu