Prediksi Dua Tahun Silam



Dua tahun silam.
Disaat kita sama-sama duduk melingkar. Aku masih  ingat persis apa yang kita perbincangkan kala itu. Kita bertiga berbincang sembari bersenda gurau. Tak habis-habisnya kita berbincang tetang rencana masa depan. Ya… kita sama-sama menjadi gadis belia kala itu. Usiaku masih 18 tahun. Dan akulah yang paling muda diantara kalian berdua. Kita berbincang tentang rencana masa depan, tepatnya rencana pernikahan. Dari perbincangan kita bertiga, akulah yang kalian simpulkan paling siap untuk menikah. Kalian juga yang memprediksi bahwa aku yang akan lebih cepat menikah dibanding kalian berdua walau saat ku berkaca, usiaku mengingkari segala prediksi itu. Lalu rona merah jambu tercipta di kedua pipiku karena ulah kalian.
Rotasi seolah berlari dan membawa kabur ‘misteri’. Hari demi hari ku jalani, hingga dua tahun sudah prediksi itu akhirnya terungkap juga. Prediksi kalian benar-benar meleset karena ternyata kalian yang mendahuluiku untuk meninggalkan status single. Satu diantara kalian kini telah menikah dan memiliki anak, dan satu diantara kalian lagi kini ku dengar akan bersanding di pelaminan bersama sang dambaan setelah lebaran usai. Prediksi kalian meleset bukan?
Kalian tahu, aku pun sama-sama tahu. Bahwa sejatinya manusia hanya berencana, sejatinya manusia tak luput dari segala kesalahan. Segala skenario hidup hanya Allah yang tahu. Laiknya menghitung berapa jumlah pasti dari semua pasir yang ada di Bumi, sungguh tak akan mungkin kita tahu. Sebab menebak-nebak pun belum tentu jadi tepat. Begitupun juga dengan hidup ini. Aku tak bisa memprediksikan Lauhul Mahfuz ku, maupun Lauhul Mahfuz kalian.

Sekian cerita dari perbincangan dua tahun silam. :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalamnya Makna Lagu ‘Let Me Breathe’ – Harris J

Resensi Buku : Imam Syafi'i (Pejuang Kebenaran)

Musafir dan Si fakir ilmu