Tidak Tinggal (Ceban 10)





"Lari! Cepat lari sekarang!" Hentak mu kepadaku yang sedang menatapmu keheranan.
"Lari kemana?" Tanyaku singkat.
"Tentu saja lari dari pikiranku, kau mengganggu ku, kau mengacaukan pikiranku." Teriakmu dengan mata yang berlinang.

Lalu akhirnya aku berlari, berlari tanpa arah yang tak tahu harus ku tuju. Kau yang mengusirku agar aku tak tinggal di dalam pikiranmu. "Kau mengacaukan pikiranku", begitu katamu. Siapa pula yang mengizinkan aku tinggal dalam pikiranmu? Bukankah kamu sendiri yang menginginkannya? Sebab aku pun tak pernah mengetuk pintu di pelataranmu.
Dan kini kau tetap menyalahkan kehadiranku. Kau sebut aku yang mengganggu harimu?

Tentu saja, hatimu tak akan pernah ku sebut rumah karena aku tidak pernah meminta tinggal di dalamnya. Tentu saja, hatimu hanyalah tempat singgah yang tak perlu ada aku di dalamnya. Jangan kau salahkan hadirku, salahkan saja dirimu yang membiarkan aku tinggal di pikiranmu.
Dan aku, tak akan pernah tinggal, jika kau tak menginginkannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalamnya Makna Lagu ‘Let Me Breathe’ – Harris J

Resensi Buku : Imam Syafi'i (Pejuang Kebenaran)

Musafir dan Si fakir ilmu