Akhlak Ku



                                                     Akhlak Ku

Akhlak ku tak seperti tegarnya batu karang, ia kuat dan tetap tabah walau berulang-ulang ombak menerpa…
Akhlak ku tak seperti hujan, ia rela turun dari tempat tertinggi bernama langit, hanya untuk bertemu tanah di bumi demi mendapat ridhoNya…
Akhlak ku tak semurni air sungai Torne, ia mengalir dengan jernihnya dari utara Swedia, tak sedikit pun terlihat kotor dengan prasangka…
Akhlak ku tak seindah mawar merah, walau berduri ia masih rela membagi madunya kepada tuan lebah dengan ikhlasnya…
Akhlak ku tak seperti lebah, ia menerima hal baik dan menghasilkan yang baik, tak sedikitpun ia merugi melainkan hadirnya hanya manfaat untuk orang banyak…
Akhlak ku terkadang seperti air sumur, ia diam namun kadang berlumpur, terlalu banyak diliputi prasangka jahat…
Akhlak ku terkadang seperti gurita, ia mengeluarkan tinta hitam saat dirinya merasa terancam,  penuh dengan pembalasan dan rasa dendam…
Akhlak ku belum lah baik, akhlak ku belum lah mulia.
Ridho orang tua adalah ridho Allah, tapi mengapa aku sering menyakiti hati mereka?
Hingga aku lupa bahwa tumpukan emas sebesar gunung pun tak akan mampu membalas pengorbanan mereka walau hanya seujung kuku saja…
Hingga aku lupa bahwa dosa menyakiti hati orang tua sama seperti menyekutukan Dzat sang Maha Pencipta…
Sungguh akhlak ku memalukan, karena aku menyakiti hati manusia yang begitu mulia…
Mereka lah ayahanda dan ibunda, yang tak jarang dibuat lelah karena akhlak ku ini…
Aku ingin akhlak ku menjadi sebaik-baiknya ‘akhlak madu’, ia begitu manis, bermanfaat, dan menyenangkan. Seperti harapan ku untuk bisa membahagiakan orang tuaku.
Ya Rabb, sayangilah orang tuaku, dan bantulah aku memperbaiki akhlak ku :’)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalamnya Makna Lagu ‘Let Me Breathe’ – Harris J

Resensi Buku : Imam Syafi'i (Pejuang Kebenaran)

Musafir dan Si fakir ilmu