Hening yang Bersuara (CeBan 9)
Aku memandanginya lagi dari sisi yang tak bisa ia lihat. Sembunyi. Itulah caraku mengaguminya. Tak ku biarkan mataku dan matanya beradu. Ku palingkan pandanganku kemana saja asal bukan kematanya. Kini, aku melihatnya lagi. Ia berjalan tegesa-gesa. Dua kantong plastik berisikan belanjaan itu, ia genggam di kedua tangannya. Dan tak lama gadis itu pun lenyap dari pandanganku. Aku terdiam lagi. Dan kembali berjalan ke arah yang berlawanan darinya. (Sosok bayang, yang tak pernah kau sadari) ******* Langit mulai menggores rona jingga pada wajah pilonnya. Tepat pukul 15.30 WIB. Empat gadis itu berbincang-bincang ditengah kemacetan Ibu kota, dalam mobil sedan berwarna silver. Sebut saja mereka dengan nama Hening, Semi, Angin, dan Gugur. Mereka semua adalah gadis sebaya, terkecuali Semi. Semi adalah seorang gadis yang usianya hampir berkepala tiga. Namun, karena penampilannya yang modis, Semi masih terlihat sepan