Munajat Rasul
Munajat Rasul “Umamati, ummati, ummati.” Kata-kata itu terucap dari dalamnya hati, dan luasnya sanubari, Ya Allah, pantaskah aku menerima syafa’at dari kekasih-Mu kelak? Sedang aku hanyalah seorang pengkhianat… Yang tak selalu setia bermunajat… Sungguh tak seperti doamu yang mustajab. Ya Rasul, mengapa engkau sempat memikirkan kami? Padahal saat itu kau sedang bersapa dengan malaikat maut, yang datang padamu tuk menjemput. Kau selalu ingat umatmu, yang tak jarang khilaf melupakanmu… Linangan air matamu yang membasahi pipi dihadapan Arsy telah menjadi saksi. Saksi bahwa betapa umatmu adalah orang-orang yang amat kau kasihi. Kau dicaci, kau dibenci, kau dimaki… Tapi kau hanya berkata… “Allaahummahdii qaumil, fainnahum laa ya’lamun” Betapa setiamu selalu berada dijalan-Nya… Kaulah cahaya penyelamat kami ya Rasul… Hanya kau yang pantas ku damba, ku puja, ku idola. Jelas engkaulah manusia yang pal